Sabtu, 28 April 2012

PERHATIKANLAH SHALAT KITA

Masalah penting yang perlu diperhatian sewaktu menunaikan shalat hendaklah khusyuk...
Ini berdasarkan apa yang diingatkan oleh Rasulullah Saw kepada Abu Zar..

Ya Abu Zar..
Dua rakaat shalat yang dilakukan dengan khusyuk itu..lebih baik dari shalat sepanjang malam tapi dengan hati yang lalai..

Shalat yang khusyuk bisa diartikan..shalat yang sempurna lahir dan bathin...

- Ketika jasad mengadap Allah..hati juga tunduk menyembah Allah.
- Ketika mulut menyebut Allahu Akbar..hati juga mengaku Allah Maha Besar...
- Ketika jasad sujud menghinakan diri..hati juga menyungkur menghinakan diri..Dan
- Ketika mulut memuji mengagungkan Allah dan berdoa pada Allah. hati juga memuja..merintih dan karam dalam penyerahan pada Allah...


Bertanya Jibril pada Rasulullah Saw..
Artinya ..Kabarkan padaku apa itu ihsan..?

Rasulullah menjawab..
Engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya...
Jika tidak kelihatan..yakinlah bahwa Dia senantiasa melihat engkau.

Di Padang Mahsyar nanti..Allah akan memanggil manusia yang shalat untuk diperiksa shalatnya...

Waktu itu shalat akan dikategorikan pada lima peringkat..

1. Shalat orang jahil..

Shalat orang jahil ialah..Shalat yang dikerjakan oleh orang yang tak memiliki ilmu tentang shalat..
Dia tidak tahu tentang rukun..sunat dan dibuat tanpa peraturan yang telah ditetapkan syariat..


2. Shalat orang lalai..

Shalat orang lalai ialah..shalat yang walaupun sempurna lahirnya tapi hatinya tidak hadir langsung dalam shalat..
Bermacam-macam perkara yang diingatnya sewaktu berdiri..rukuk.. sujud dan duduk dalam shalatnya itu...
Dari awal hingga akhir shalatnya sedikit pun tidak mengingat Allah..
Shalat jenis ini diganjar dengan dosa bukan dengan pahala...

Allah berfirman..
Artinya..Neraka Wail bagi orang yang sembahyang...Yang mereka itu lalai dalam shalatnya..(Al Maaun: 4-5)

3. Shalat orang yang lalai separuh khusyuk..

Shalat yang ketiga ini ialah..Shalat yang di dalamnya berlaku tarik menarik dengan syaitan...
Maksudnya..orang itu senantiasa waspada jika syaitan akan melalaikannya dari Allah...
Cepat-cepat dia mengembalikan ingatannya pada Allah..
Begitulah seterusnya hingga akhir shalat.. Ada waktu lalai dan ada waktu khusyuk..
Shalat ini tidak berdosa dan tidak juga berpahala...Cuma orang itu dimaafkan...

4. Shalat orang khusyuk..

Shalat orang khusyuk ialah..Shalat orang yang sepanjang shalatnya penuh dengan ingatan kepada Allah..Dan pada apa yang dibacanya dalam shalat...
Orang ini dapat merasakan bahwa dia sedang mengadap Allah.. Maka perhatiannya hanya pada Allah...
Orang ini shalatnya berarti janjinya pada Allah..memohon ampun pada Allah..berdoa pada Allah...menghinakan diri pada Allah dan mengagungkan Allah...

Shalat beginilah yang akan menghapuskan dosa...
memperbaharui ikrar..menguatkan iman... mendekatkan hati pada Allah...meningkatkan taqwa dan menjauhkan diri dari perbuatan keji dan mungkar...
Itulah keuntungan di dunia dan di akhirat...Allah menganugerahkan pahala syurga yang penuh kenikmatan...


5. Shalat para Nabi-Nabi dan Rasul..

Shalat yang kelima ini ialah...peringkat tertinggi yaitu shalat para Nabi dan Rasul...Ini luar biasa khusyuknya...
Mereka benar-benar melihat Allah dengan mata hati...
Dalam shalat mereka seakan-akan sedang berbicara dengan Allah..
Karena itulah mereka tidak pernah jemu dengan shalat...

Bagaimana indahnya perasaaan hati orang yang dapat bertemu kekasihnya..begitulah indahnya perasaan mereka dalam shalat..

Salah satu perkara utama yang disukai oleh Rasulullah Saw ialah shalat.,,
"Shalat penyejuk mataku.." menurut sabda Rasulullah Saw..

Syurga yang akan Allah anugerahkan pada mereka ialah..syurga tertinggi yang tidak tercapai oleh orang-orang awam seperti kita..


Jadi..
Tugas kita sekarang ialah..memperbaiki shalat di samping membanyaknya dengan shalat shalat lainya...

Untuk itu kita sekali lagi harus mujahadah...
Hanya dengan mujahadah kita mungkin dapat meningkatkan iman dan memperbanyak amal shaleh...
NASIHAT PERKAWINAN UNTUK PUTRIKU ..


Seandainya ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa memanjangkan umurku dan memberikan kesempatan kepadaku untuk menyaksikan pernikahan putriku tercinta, kira-kira seperti inilah yang ingin aku (Al Ustadz Abu Khaulah Zainal Abidin, red) akan sampaikan :


Anak-anakku..,
Hari ini akan menjadi satu di antara hari-hari yang paling bersejarah di dalam kehidupan kalian berdua. Sebentar lagi kalian akan menjadi sepasang suami-isteri, yang darinya kelak akan lahir anak-anak yang sholeh dan sholehah, dan kalian akan menjadi seorang bapak dan seorang ibu, untuk kemudian menjadi seorang kakek dan seorang nenek, ……insya Allah.


Rentang perjalanan hidup manusia yang begitu panjang … sesungguhnya singkat saja. Begitu pula…liku-liku dan pernik-pernik kerumitan hidup sesungguhnya jugalah sederhana. Kita semua.. diciptakan ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa tidak lain untuk beribadah kepada NYA.

Maka, jika kita semua berharap kelak dapat berjumpa dengan ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa …dalam keadaan IA ridlo kepada kita, hendaklah kita jadikan segala tindakan kita semata-mata di dalam rangka mencari keridlo’an-NYA dan menyelaraskan diri kepada Sunnah Nabi-NYA Yang Mulia -Shallallahu alaihi wa sallam-
“Maka barangsiapa merindukan akan perjumpaannya dengan robb-nya, hendaknya ia beramal dengan amalan yang sholeh, serta tidak menyekutukan dengan sesuatu apapun di dalam peribadatahan kepada robb-nya.”


Menikah merupakan Sunnah Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-, sebagaimana sabdanya:
“Menikah itu merupakan bagian dari Sunnahku. Maka barang siapa berpaling dari Sunnahku, ia bukanlah bagian dari umatku.”


Begitu pula pernikahan ini, ijab-qabulnya, adanya wali dan dua orang saksi, termasuk hadirnya kita semua memenuhi undangan ini…adalah ibadah, yang tidak luput dari keharusan untuk sesuai dengan syari’at ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa.


Oleh karena itu…,kepada calon suami anakku…
Saya ingatkan, bahwa wanita itu dinikahi karena empat alasan, sebagaimana sabda Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam:
“Wanita dinikahi karena empat alasan. Hartanya, keturunannya, kecantikannya,atau agamanya. Pilihlah karena agamanya, niscaya selamatlah engkau.” (HR:Muslim)


Maka ambilah nanti putriku sebagai isteri sekaligus sebagai amanah yang kelak kamu dituntut bertanggung jawab atasnya. Dengannya dan bersamanya lah kamu beribadah kepada ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa, di dalam suka…di dalam duka.
Gaulilah ia secara baik, sesuai dengan yang diharuskan menurut syari’at ALLAH.
Terimalah ia sepenuh hati, kelebihan dan kekurangannya, karena ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa telah memerintahkan demikian:
“Dan gaulilah isteri-isterimu dengan cara yang ma’ruf. Maka seandainya kalian membenci mereka, karena boleh jadi ada sesuatu yang kalian tidak sukai dari mereka, sedangkan ALLAH menjadikan padanya banyak kebaikan.” (An-Nisaa’:19)


Dan ingatlah pula wasiat Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-:
“Pergaulilah isteri-isteri dengan baik. Karena sesungguhnya mereka itu mitra hidup kalian”


Dan perlakuanmu terhadap isterimu ini menjadi cermin kadar keimananmu, sebagaimana Sabda Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-;
“Mu’min yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaqnya. Dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap isterinya”

“Dan kamu sebagai laki-laki adalah pemimpin di dalam rumah tangga”.

“Lelaki itu pemimpin bagi wanita disebabkan ALLAH telah melebihkan yang satu dari yang lainnya dan disebabkan para lelaki yang memberi nafkah dengan hartanya.” (An-Nisaa’: 34)


Maka agar kamu dapat memimpin rumah tanggamu, penuhilah syarat-syaratnya, berupa kemampuan untuk menafkahi, mengajari, dan mengayomi. Raihlah kewibawaan agar isterimu patuh di bawah pimpinanmu. Jadilah suami yang bertanggungjawab, arif dan lemah lembut , sehingga isterimu merasa hangat dan tentram di sisimu. Berusahalah sekuat tenaga menjadi teladan yang baik baginya, sehingga ia bangga bersuamikan kamu. Ya, inilah sa’atnya untuk membuktikan bahwa kamu laki-laki sejati, laki-laki yang bukan hanya lahirnya.


Kepada putriku…
Saya ingatkan kepadamu akan sabda Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- :
“Jika datang kepadamu (-wahai para orang tua anak gadis-) seorang pemuda yang kau sukai akhlaq dan agamanya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah dan menyebarnya kerusakan di muka bumi.” (HR: Ibnu Majah)


Dan semoga -tentunya- calon suamimu datang dan diterima karena agama dan akhlaqnya, bukan karena yang lain. Maka hendaknya kau luruskan pula niatmu. Sambutlah dia sebagai suami sekaligus pemimpinmu. Jadikanlah perkawinanmu ini sebagai wasilah ibadahmu kepada ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa. Camkanlah sabda Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-:
“Seandainya aku boleh memerintahkan manusia untuk sujud kepada sesamanya, sungguh sudah aku perintahkan sang isteri sujud kepada suaminya (dikarenakan beratnya beban dan amanah yan dipikul oleh suami terhadap istrinya di dunia dan dihadapan Allah kelak) .”

Namun sebesar apa cinta kalian berdua, tetapkanlah Cinta kepada Allah adalah yang nomor satu dan paling utama ..


Wahai putriku…
Terima dan sambutlah suamimu ini dengan sepenuh cinta dan ketaatan.
Layani ia dengan kehangatanmu…
Manjakan ia dengan kelincahan dan kecerdasanmu…
Bantulah ia dengan kesabaran dan doamu…
Hiburlah ia dengan nasihat-nasihatmu…
Bangkitkan ia dengan keceriaan dan kelembutanmu…
Tutuplah kekurangannya dengan mulianya akhlaqmu…

Manakala telah kamu lakukan itu semua, tak ada gelar yang lebih tepat disandangkan padamu selain Al Mar’atush-Shalihah, yaitu sebaik-baik perhiasan dunia. Sebagaimana Sabda Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-:
“Dunia tak lain adalah perhiasan. Dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang sholihah.”


Inilah satu kebahagiaan hakiki -bukan khayali- yang diidam-idamkan oleh setiap wanita beriman. Maka bersyukurlah, sekali lagi bersyukurlah kamu untuk semua itu, karena tidak semua wanita memperoleh kesempatan sedemikian berharga. Kesempatan menjadi seorang isteri, menjadi seorang ibu. Terlebih lagi, adanya kesempatan, diundang masuk ke dalam surga dari pintu mana saja yang kamu kehendaki.

Yang demikian ini mungkin bagimu selagi kamu melaksanakan sholat wajib lima waktu -cukup yang lima waktu-, puasa -juga cukup yang wajib- di bulan Ramadhan, menjaga kemaluan -termasuk menutup aurat- , dan ta’at kepada suami. Cukup, cukup itu. Sebagaimana sabda Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-:
“Jika seorang isteri telah sholat yang lima, puasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan ta’at kepada suaminya. Dikatakan kapadanya: Silahkan masuk ke dalam Surga dari pintu mana saja yang engkau mau.”


Anak-anakku…,
Melalui rangkaian ayat-ayat suci Al Qur’an dan Hadits-Hadits Nabi Yang Mulia, kami semua yang hadir di sini mengantarkan kalian berdua memasuki gerbang kehidupan yang baru, bersiap-siap meninggalkan ruang tunggu, dan mengakhiri masa penantian kalian yang lama. Kami semua hanya dapat mengantar kalian hingga di dermaga. Untuk selanjutnya, bahtera rumah-tangga kalian akan mengarungi samudra kehidupan, yang tentunya tak sepi dari ombak, bahkan mungkin badai.


Karena itu, jangan tinggalkan jalan ketaqwaan. Karena hanya dengan ketaqwaan saja ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa akan mudahkan segala urusan kalian, mengeluarkan kalian dari kesulitan-kesulitan, bahkan mengaruniai kalian rizki.

“Dan barang siapa yang bertaqwa kepada ALLAH, niscaya ALLAH akan berikan bagi nya jalan keluar dan mengaruniai rizki dari sisi yang tak terduga.”

“Dan barang siapa yang bertaqwa kepada ALLAH, niscaya ALLAH akan mudahkan urusannya.”

Bersyukurlah kalian berdua akan ni’mat ini semua. ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa telah mengkaruniakan kalian separuh dari agama ini, ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa telah mengkaruniakan kalian kesempatan untuk menjalankan syari’at-NYA yang mulia, ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa juga telah mengkaruniakan kalian kesempatan untuk mencintai dan dicintai dengan jalan yang suci dan terhormat.


Ketahuilah, bahwa pernikahan ini menyebabkan kalian harus lebih berbagi. Orang tua kalian bertambah, saudara kalian bertambah, bahkan sahabat-sahabat kalian pun bertambah, yang kesemua itu tentu memperpanjang tali silaturahmi, memperlebar tempat berpijak, memperluas pandangan, dan memperjauh daya pendengaran. Bukan saja semakin banyak yang perlu kalian atur dan perhatikan, sebaliknya semakin banyak pula yang akan ikut mengatur dan memperhatikan kalian. Maka, barang siapa yang tidak kokoh sebagai pribadi dia akan semakin gamang menghadapi kehidupannya yang baru.


Ketahuilah, bahwa anak-anak yang sholeh dan sholehah yang kalian idam-idamkan itu sulit lahir dan tumbuh kecuali di dalam rumah tangga yang sakinah penuh cinta dan kasih sayang. Dan tentunya tak akan tercipta rumah-tangga yang sakinah, kecuali dibangun oleh suami yang sholeh dan isteri yang sholehah.


Akan tetapi, wahai anak-anakku, jangan takut menatap masa depan dan memikul tanggung jawab ini semua. Jangan bersedih dan berkecil hati jika kalian menganggap bekal yang kalian miliki sekarang ini masih sangat kurang. ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa berfirman:
(Artinya): “Dan janganlah berkecil hati juga jangan bersedih. Padahal kalian adalah orang-orang yang mulia seandainya sungguh-sungguh beriman.” (Ali Imran: 139)


Ya, selama masih ada iman di dalam dada segalanya akan menjadi mudah bagi kalian. Bukankah dengan pernikahan ini kalian bisa saling tolong-menolong di dalam kebajikan dan taqwa. Bukankah dengan pernikahan ini kalian bisa saling menutupi kelemahan dan kekurangan masing-masing. Bersungguh-sungguhlah untuk itu, untuk meraih segala kebaikan yang ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa sediakan melalui pernikahan ini. Jangan lupa untuk senantiasa memohon pertolongan kepada ALLAH. kemudian jangan merasa tak mampu atau pesimis. Jangan, jangan kalian awali kehidupan rumah tangga ini dengan perasaan lemah

“Bersungguh-sungguhlah kepada yang bermanfa’at bagimu, mohonlah pertolongan kepada ALLAH, dan jangan merasa lemah” (HR: Ibnu Majah)

Fb Comments