Jumat, 14 Desember 2012

Kisah Ryan Harris Terombang-Ambing Di Samudra Pasific

Ryan Harris sempat terombang-ambing di Samudra Pasifik dekat Sitka, Alaska selama 26 jam. Kisah perjuangannya untuk tetap bertahan hidup di lautan luas ini mungkin bisa menjadi bahan pembelajaran bagi kita s emua. Setelah kapalnya terbalik akibat terpaan ombak besar setinggi dua setengah meter, nelayan yang masih berusia 19 tahun ini berusaha menyelamatkan diri dengan masuk ke dalam ember plastik besar yang biasanya dipakai untuk menampung hasil tangkapan ikan. Dengan ember persegi berukuran 120 x 120 cm itulah Ryan terombang-ambing seorang diri selama seharian dan semalam suntuk di tengah lautan yang bersuhu delapan derajat celsius. Saat berada dalam situasi yang serba tak pasti itulah, Ryan berjuang membangkitkan semangatnya agar tidak menyerah. Ia meyakinkan dirinya bahwa ia tidak akan mati saat itu. Keyakinannya ini diutarakan pada dirinya sendiri, “Saya Ryan Hunter Harris dan saya tidak akan mati di sini!” Begitu kuatnya afirmasi itu sehingga mampu memunculkan semangat dalam diri Ryan untuk tetap bertahan meski terserang hipotermia akibat suhu lautan dekat Alaska yang sangat dingin. Akhirnya setelah "melalang buana" sendirian selama 26 jam, sekelompok regu penyelamat berhasil menemukannya. Teman-teman.. Ini salah satu kisah inspiratif yang bisa kita jadikan contoh saat dirundung masalah. Saat tenaga kita sudah mulai melemah, afirmasikan pada diri sendiri: “Saya mampu mengatasi masalah ini!”; atau “Pasti ada jalan keluar dari persoalan ini!”; atau “Saya takkan pernah menyerah!” Apa pun itu, pastikan agar kita jangan sampai patah semangat sebelum berusaha keras dan menghadapi segala persoalan. Karena cepat atau lambat, titik cerah akan muncul di depan kita. Ayo kita saling berbagi cerita insipirasi. SHARE cerita ini ke teman2 kita agar dapat terinspirasi...

Selasa, 11 Desember 2012

KISAH NYATA : Belajarlah Menjadi BOB WILLEN

Lomba marathon internasional 1986 di New York diikuti ribuan pelari dari seluruh dunia. Lomba ini berjarak 42 km. mengelilingi kota New York. Jutaan orang di seluruh dunia menyaksikan acara ini melalui televisi secara langsung. Ada satu orang peserta yang menjadi pusat perhatian di lomba tersebut, yaitu Bob Willen. Bob seorang veteran perang Vietnam. Ia kehilangan kedua kakinya karena terkena ranjau saat perang. Untuk berlari, Bob menggunakan kedua tangannya untuk melemparkan badannya kedepan. Lomba pun dimulai. Ribuan orang mulai berlari secepat mungkin ke garis finish. Wajah mereka menunjukkan semangat yang kuat. Para penonton terus bertepuk tangan mendukung para pelari. 5 km telah berlalu. Beberapa peserta mulai kelelahan, mulai berjalan kaki. 10 km berlalu. Saat ini mulai nampak siapa yang mempersiapkan diri dengan baik, dan siapa yang hanya sekedar ikut untuk iseng-2. Beberapa yang kelelahan memutuskan untuk berhenti dan naik ke bis panitia. Sementara hampir seluruh peserta telah berada di kilometer ke-5 hingga ke-10, Bob Willen masih berada di urutan paling belakang, baru saja menyelesaikan kilometernya yang pertama. Bob berhenti sejenak, membuka kedua sarung tangannya yang sudah koyak, menggantinya dengan yang baru, dan kemudian kembali berlari dengan melempar-lemparkan tubuhnya kedepan dengan kedua tangannya. Ayah Bob yang berada bersama ribuan penonton lainnya tak henti-hentinya berseru “Ayo Bob! Ayo Bob ! Berlarilah terus”. Karena keterbatasan fisiknya, Bob hanya mampu berlari sejauh 10 km dalam satu hari. Di malam hari, Bob tidur di dalam sleeping bag yang telah disiapkan oleh panitia yang mengikutinya. Empat hari telah berlalu, dan kini adalah hari kelima bagi Bob Willen. Tinggal dua kilometer lagi yang harus ditempuh. Hingga suatu saat, hanya tinggal 100 meter lagi dari garis finish, Bob jatuh terguling. Kekuatannya mulai habis. Bob perlahan-2 bangkit dan membuka kedua sarung tangannya. Nampak di sana tangan Bob sudah berdarah-darah. Dokter yang mendampinginya sejenak memeriksanya, dan mengatakan bahwa kondisi Bob sudah parah, bukan karena luka di tangannya saja, namun lebih ke arah kondisi jantung dan pernafasannya. Sejenak Bob memejamkan mata. Dan di tengah2 gemuruh suara penonton yang mendukungnya, samar-samar Bob dapat mendengar suara ayahnya yang berteriak “Ayo Bob, bangkit ! Selesaikan apa yang telah kamu mulai. Buka matamu, dan tegakkan badanmu. Lihatlah ke depan, garis finish telah di depan mata. Cepat bangun ! Jangan menyerah! Cepat bangkit !!!” Perlahan Bob mulai membuka matanya kembali. Garis finish sudah dekat. Semangat membara lagi di dalam dirinya, dan tanpa sarung tangan, Bob melompat- lompat ke depan. Dan satu lompatan terakhir dari Bob membuat tubuhnya melampaui garis finish. Saat itu meledaklah gemuruh dari para penonton yang berada di tempat itu. Bob bukan saja telah menyelesaikan perlombaan itu, Bob bahkan tercatat di Guiness Book of Record sebagai satu-satunya orang cacat yang berhasil menyelesaikan lari marathon. Pesan dari BOB WILLEN saat itu : “Saya bukan orang hebat. Anda semua tahu kalau saya sudah tidak mempunyai kaki, saya hanya menyelesaikan apa yang sudah saya mulai. Saya hanya berusaha mencapai apa yang saya inginkan. Selama Lomba, Fisik saya menurun drastis, Tangan saya sudah hancur berdarah. Tapi rasa sakit di hati saya ini bukan karena ini , Melainkan Ketika saya memalingkan wajah saya untuk mencapai garis FINISH" RENUNGAN : "Tentukanlah GOAL anda dan teruslah berlari untuk mencapainya. Tidak perduli anda mencapainya dalam berapa lama. ANDA akan disebut GAGAL jika anda BERHENTI. Jadi, Janganlah berhenti sebelum GOAL anda TERCAPAI"

Fb Comments